Sabtu, 20 Maret 2010

PENDEKATAN KARYA SASTRA


PENDEKATAN KARYA SASTRA

(Pendekatan ekspresif dan pendekatan objektif)


SECARA umum, Abrams (dalam Teeuw, 1984:50) mengemukakan empat pendekatan dalam melihat karya sastra. Pendekatannya antara lain adalah pendekatan Mimetik, pendekatan Pragmatik, pendekatan Ekspresif dan pendekatan Objektif. Di paragraph berikutnya saya menjelaskan sebagian pendekatan yaitu pendekatan Ekspresif dan pendekatan Objektif.

  1. Pendekatan Ekspresif

Penekanan aspek ekspresif karya sastra telah lama dimulai. Pada masa Yunani dan Romawi penonjolan aspek ekspresif karya sastra telah dimulai seorang ahli sastra Yunani Kuno, Dionysius Casius Longius, dalam bukunya On the Sublime (Mana Sikana, dalam Atmazaki, 1990: 32-33). Pendekatan Ekspresif sendiri itu adalah pendekatan yang keluar dari dalam diri pengarang dengan cara menuliskannya, menuangkan, mengeluarkan ekspresi dan perasaan pengarang denngan paparan-paparan kata-kata untuk menjelaskan apa yang di rasakan oleh pengarang. Dan itu juga bisa terjadi oleh diri pengarang pada saat yang tak terduga misalkan dengan spontanitas pengarang menuliskannya. Pendekatan ekspresif ini juga banyak di gunakan dalam menilai atau pertimbangan pengarang dalam berkarya seperti apa yang di katakan oleh Atmazaki dan ia juga mengatakan betapa pentingnya aspek ekpresif dalam berkarya. Atau lebihh singkatnya lagi pendekatan ekpresif adalah pendekatan yang menganggap karya sastra adalah mencerminkan keinginan pengarang.



B. Pendekatan obyektif

Mengapa kita harus mempelajari pendekatan Objektif? Karena dengan pendekatan objektif kita bisa kita bisa memahami dan mempelajari pendekatan objektif. Jadi jika seseorang jika ingin mempelajari karya sastra sebaiknya mengenal berbagai macam teori. Salah satunya adalah pendekatan objektif. Pendekatan obyektif adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra. Dengan pendekatan obyektif ini penelaah melihat karya sastra sebagai hasil yang telah di buat oleh manusia sendiri. Dan teori objektif juga memandang karya sastra yang dapat melepaskan diri dari siapa pengarangnya dan budaya lingkungan pengarang. Dalam teori ini karya sastra dipandang sebagai objek yang mandiri. Dalam teori ini juga terjalin antara konsep-konsep kebahasaan atau linguistik dengan pengkajian karya sastra itu sendiri. Pendekatan objektif ini juga dikenal dengan sebutan pendekatan struktural.

Ciri-ciri yang terdapat dalam teori objektif adalah:

  1. Teori objektif memandang karya sastra sebagai sesuatu yang berdiri sendiri.

  2. Menghubungkan konsep-konsep kebahasaan (linguistik) dalam mengkaji suatu karya sastra.

  3. Untuk mengetahui keseluruhan makna dalam karya sastra, maka unsur-unsur pembentuknya harus dihubungkan satu sama lain. Dan masih banyak yang lainnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar