Sabtu, 20 Maret 2010

analisi cerpen SUWENG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2009

Analisis Cerpen “Suweng”

Cerpen Hasta Indriayana

Suara merdeka halaman 14


Pada cerpen Hasta Indriayana yang berjudul Suweng ini mempunyai pengaluran maju mundur karena ketika awal dari cerpen ini pengarang langsung menceritakan ketika Suweng menderita yang di asingkan di bukit di ujung desa yang sangat sulit untuk mencapai bukit tersebut. Dengan melewati tegalan yang yang luas sekali yamg sangat terasingkan oleh warga desa yang mengucilkan Suweng. Dan ketika pengarang menceritakan kejadian tersebut dengan paragraf selanjutnya pengarang mengangkat cerita dan kejadian yang pernah terjadi pada masa lalu sang tokoh. Dengan paragraf baru pengarang membuat peristiwa yang baru. Pengarang menceritakan sepasang suami istri yang menikah di desa yang baru mereka tinggali sebagai suami istri. Suami istri tersebut berprofesi sebagai pegawai negri atausebagai guru di desa yang termasuk desa tertinggal. Mereka sangat di kenal baik di desanya karena hanya mereka yang menjadi guru di desa tersebut jadi warga desa sangat menghormati sepasang suami istri ini. Mereka juga di kenal sebagai warga desa yang ramah kepada siapa pun jadi tidak salah jika warga desa sangat menghorrmati mereka. Sampai mereka mengenal dengan baik satu persatu warga desa yang tinggal di desa itu.


Di paragraph selanjutnya pengarang kembali menceritakan kejadian dan masalah-masalah yang terjadi pada suweng. Bagaimana Suweng yang di kenal sebagai gadis yang cantik dan idaman semua pria di desanya dan bisa di bilang Suweng adalah bunga desa yang di perebutkan oleh pemuda-pemuda di desanya. Sampai suatu ketika terjadi peristiwa yang sangat tidak diinginka oleh Suweng. Ketika Suweng yang notabenya sebagai bunga desa di perkosa oleh pria yang sangat misterius dan belum di ketahui identitasnya. Pengarang mencoba menutupi identitas yang memperkosa Suweng dan menjadi teka teki untuk pembaca. Mungkin dengan tujuan pengarang membuat penasaran pembaca hingga pembaca ingin membaca terus bagaimana kelanjutan dan akhir kisah Suweng ini. Suweng sangat kecewa dengan apa yang terjadi pada dirinya. Dengan perasaan yang tidak karuan Suweng tidak mempercayai periistiwa yang terjadi begitu cepatnya. Laki-laki itu ketika peristiwa telah terjadi terliaht sangat puuas dengan apa yang di dapatkanya. Dan laki-laki itu kabur dari rumah gadis yang baru saja di cumbunya dan segaligus bunga desa di desanya. Dan sampai akhirnya seisi desa geger dengan adanya berita jika suweng yang tinggal sendiri di dalam gubuknya itu hamil. Warga desa geger dengan adanya berita tersebut. Bagaimana warga desa tidak kaget dengar berita yang sangat mencengangkan ini. Karena warga desa pun tahu jika gadis yang di beritakan hamil ini tinggal sendiri di dalam gubuknya itu. Warga pun bertanya-tanya siapa kah gerangan yang menghamili Suweng. Ggadis yang malang itu juga tidak mau memberitahu siapa laki-laki yang telah tega melakukan perbuatan yang sangat tidak terpuji itu. Suweng diam seribu bahasa. Maka demi mengetahui siapa yang telah menghamili bunga desa ini warga telah mendatangkan orang pintar. Dengan usaha tersebut warga desa berharap siapa yang menghamili Suweng bisa terungkap perbuatannya. Orang pintar itu pun memberikan beberapa cirri-ciri orang yang menurutnya adalah orang yang menanam benih di rahim Suweng. Tetapi Suweng tetap tidak bergeming. Tetap pada penirian awal dia yang tak mau member tahu siapa yang telah tega menanam benih di rahimnya dan tak mau bertanggujawab.

Pengarang juga menceritakan bagaimana dia bisa di panggil Suweng. Karena dia mempunyai anting-anting di telinganya tetapi uniknya dia hayan memiliki satu anting-anting di telinganya dan hal itu yang memjadikan cirri-ciri dari Suweng. Dan dari sejak itu lah dia dipanggil dengan sebutan suweng. Dan tal lain dia adalah mertua dari istri pasangan pegawai negri sipil itu. Tetapi masih banyak pertanyaan yang belum terjawab bagaimana Suweng bisa hamil. Cerita itu pun menjadi teka teki pada saat itu. Banyak isu yang beredar Suweng di hamili seorang tokoh desa tapi di tutup-tutupi, ada yang bilang Suweng di hamili oleh jin. Tetapi ada juga cerita yang beredar Suweng itu hamil karena berdasarkan suka sama suka. Tetapi peristiwa itu tidak ada yang tahu sampai sekarang. Pengarang menceritakan begitu terus menerus. Dan saya berkesimpulan bahwa cerpen ini mempunyai pengaluran campuran. Dan mempunyai alur yang komplek karena tidak menggunakan alur lurus.

Tokoh dalam cerpen ini banyak yang sulit diungkapkan menurut saya. Karena alur yang ada pada cerpen Suweng ini membuat sulit pembaca meneliti atau mengkaji tokoh dan penokohannya. Tokoh di dalam cerpen ini adalah Suweng sebagai tokoh utama, kemudian tokoh Aku yang sebagai suami dari anak yang lahir dari rahim Suweng dan dulu sebagai pemuda di kampong halaman yang sama dengan desa yang tempat tinggal Suweng ini, kemudian istri dari tikoh Aku yang menjadi anak dari tokoh utama pada cerpen ini juga yaitu Suweng. Lik Paidi sebagai tetangga dari pasangan pegawai negri sipil yaitu tokoh Aku dan istrinya. Bude Arjo sebagai tetangganya juga,

Penokohan yang ada pada cerpen yang di karang Hasta indriayana ini adalah tokoh Suweng sebagai gadis cantik nan ayu yang menjadi kembang desa pada saat Suweng masih muda. Penokohannya adalah memiliki kecantikan yang banyak membuat pemuda di desanya terpesona, baik hati juga adalah sifat dari Suweng dan factor itu juga yang membuat banyak yang suka kepadanya tetapi sejak kejadian yang terjadi padanya banyak warga desa yang mengucilkannya. Suweng juga di kenal sebagai wanita yang pemalu. Bodoh sifatnya yang terjadi karena memiliki latar belakang ekonimi yang tidak mencukupinya untuk bersekolah. Penokohan Aku yang sebagai suami dari anaknya suweng memiliki sifat yang baik hati yang menjadikan dia di kenal oleh banyak warga desa dan factor sebagai pegawai negri sipil juga yang menyebabkan Aku di kkenal baik oleh warga desanya. Aku juga sebagai suami yang baik dengan merawat istrinya dengan baik dan sangat perhatian dengan pasanganya. Dan selanjutnya istri dari tokoh aku. dia adalah tokoh yang pemalu sama juga seperti ibunya yaitu Suweng, dan dia memiliki daya pikat yang begitu mempeso sehingga bisa menarik tokoh Aku yang sekarang menjadi suaminya untuk memperistrinya dengan kecantikan, kesederhanaan dan kebaikan hati yang membuat tokoh Aku jatuh cinta dan menikahinya sampai pasangan ini pun diberikan anugrah kehamilan pada sang istri yang membuat pasangan ini sangat bahagia dan mertua dari tokoh aku yang tidak lain adalah Suweng.

Tema kita tau dalam karya sastra aatu cerita rekaan memiliki dua tema yaitu tema mayor dan tema minor. Menurut saya sebagai pembaca tema mayor pada cerpen yang di tulis oleh Hasta Indriayana ini adalah tentang percintaan yang terjadi pada tokoh utama dan hal itu yang menyebabkan tema mayor kebentuk sesuai dengan apa yang terjadi pada cerpen Suweng ini. Bagaimana Suweng mengalami peristiwa percintaan yang begitu tragis dan segaligus sangat mengharukan, bagaimana percintaan Suweng yang mengalami hambatan-hambatan yang begitu besar sampai Suweng di asingkan di sebuah bukit yang jauh dari desa karena kebodohannya dank arena nasib yang membuat ai penjadi wanita yang malang. Tema minornya adalah bagaimna terjadinya atau asal usul dari kebudayaan atau suatu hal yang terjadi hibgga saat ini seperti bagaimana asal usul terjadinya nama Suweng. Dan kebudayaan yang ada pada masyarakat desa seperti mengadakan hajatan rumah yang baru saja di tinggali oleh pemilik bbarumya, kebudayaan merayakan kehamilan.

Amanat pada cerpen Suweng ini adalah wanita seharusnya mempunyai pengetahuan dan ilmu yang cukup agar tidak dibohongi oleh siapa pun, jangan menjadi orang yang pesimis ketika keadaan ekonomi yang kurang mencukupi untuk bersekolah. Karena dengan tekat, niat dan usaha apa saja yang kita ingini bisa tercapai tergantung kita yang menyikapinya. Di dalam berhubungan sepasang yang saling mencinta juga harus ada ikatan pernikahan. Bukan hanya berdasarkan suka sama suka habis itu kita lantas member apa saja yang kita punya. Karena jika terjadi hal seperti itu nanti aku merugukan kita sendiri. Amanat yang bisa kita ambil dari cerpen ini juga adalah bagaimana kita bisa mengadptasikan kebudayaan yang terjadi di daerah tertentu. Karena setiap daerah mempunyai kebudayaan yang berbeda. Jangan sampai kita menjadi korban yang tidak tahu kebudayaan setempat dann menjadiskan kita sebagai individu yang tidak bisa hidup dtanpa bantuan orang lain dikucilkan atau terkena sanksi akibat perbuatan kita sendiri yang menyalahi aturan di daerah tersebut.


ilmu budaya dan sistem informasi

Pengertian sistem informasi dan ilmu budaya dasar.

Sistem Informasi

Sistem Informasi terdiri dari dua buah kata, yakni sistem dan informasi. Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Jerry FithGerald: “ Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu”. Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, dan memiliki suatu nilai yang bermanfaat. Bila keduanya digabungkan maka Sistem Informasi berarti suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya.

Secara awam masyarakat mengenal sistem informasi berupa software yang ditunjang dengan adanya sebuah komputer (hardware). Fungsi dari sistem informasi adalah untuk mengolah, menyimpan, mempublikasikan (menyebarkan) sebuah informasi. Dengan adanya sistem informasi ini informasi dapat dikelola dan diakses dengan cepat serta akurat. Ini memudahkan seseorang untuk mendapatkan informasi secara efisien karena dapat menghemat biaya, tenaga, dan waktu. Sehingga manusia dapat menggunakan waktu dan tenaganya untuk melakukan aktivitas lainnya yang lebih dari sebelumnya.

Ilmu Budaya Dasar

Merupakan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan dengan adanya ilmu dasar ini diharapkan manusia akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya, dan lebih halus.

Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahamidan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

3.2 Manusia dan informasi.

Dalam kesehariannya manusia tidak dapat terlepas informasi-informasi yang ada disekitarnya. Mengapa demikian? Karena manusia memiliki panca indera yang berfungsi menerima setiap informasi bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Tak bisa dipungkiri bahwa setiap input yang masuk kedalam panca indera kita dapat menjadi sebuah informasi, entah itu menjadi informasi yang bermanfaat ataupun tidak. Dan bila manusia itu sendiri merasa bahwa informasi itu sangat penting bagi dirinnya maka akan timbul perasaan keingintahuan dan penasaran untuk mendapatkan informasi tersebut sebanyak-banyaknya.

Banyak sekali cara untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi manusia. Misalkan didalam sebuah keluarga, seorang Ayah membaca Koran di pagi hari untuk mendapatkan informasi berita atau peristiwa kejadian yang telah terjadi, melihat harga penjualan suatu barang, mencari informasi lowongan pekerjaan. Sang Ibu membaca majalah atau tabloid untuk mendapatkan informasi bagaimana cara mengurus si buah hati yang masih bayi, mendapatkan resep-resep makanan yang bervariasi, serta tips-tips menjaga rumah tangga yang harmoni. Begitupun sang anak yang mendapatkan informasi dari tayangan televisi, teman bermainnya, buku-buku cerita maupun pelajaran, serta internet yang sekarang sudah dapat diakses dibanyak tempat.

Selain manusia membutuhkan informasi bagi dirinya, manusia sebagai makhluk sosial perlu memberikan informasi pula bagi orang lain. Memberikan informasi kepada orang lain diperlukan karena manusia saling terkait antara yang satu dengannya lainnya dalam rangka saling memenuhi kebutuhannya masing-masing.

Banyak sekali media untuk dapat memberikan informasi tersebut baik kepada individu / perseorangan (misalkan dengan surat, telephone, sms, fax, e-mail) serta kelompok atau masyarakat luas (misalkan dengan memasangkan iklan atau pengumuman melalui banner di jalan-jalan, televisi, penerbitan buku-buku, dll). Sehingga banyak sekali cara-cara yang variatif dan menarik dalam memberikan informasi agar orang lain mau untuk menggali lebih dalam informasi yang diberikan tersebut.

3.3 Pentingnya dan dampak dari sebuah informasi.

Peningkatan kemampuan manusia dalam mendapatkan, menyebarkan, serta mengolah informasi berdampak sistemik terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan. Dari segi waktu yang tersisa banyak akibat pengelolaan informasi yang sangat cepat, manusia dapat menggunakannya untuk mencari informasi yang lainnya atau melakukan aktifitas yang bermanfaat. Manusia pun akan semakin berkembang karena ia mendapatkan informasi yang sebanyak mungkin ia dapatkan. Selanjutnya manusia akan berubah cara berfikirnya, bisa menjadi lebih realistis, mudah beradaptasi, mampu melihat keadaan lingkungan disekitarnya, serta cara pandang wawasan yang lebih luas. Selanjutnya manusia akan terus mengembangkan potensi yang ada pada dirinya tersebut untuk kehidupan yang lebih baik lagi.

Namun disisi lainnya manusia bisa terjebak dengan dimudahkannya dalam mendapatkan informasi yang ia inginkan. Manusia akan merasa terlena sehingga tanpa sadar berjalan dalam kelalaiannya sendiri. Selain itu informasi yang bersifat negatif pun bila tidak difilter dan langsung diterima begitu saja maka akan menyebabkan berdampak buruk bagi seseorang. Informasi tersebut akan merubah cara pandang, gaya hidup, pergaulan, serta kebiasaan yang berbeda dan dianggap aneh bagi orang lain disekitarnya karena bisa jadi berbenturan norma-norma atau nilai-nilai yang ada dimasyarakat.

Informasi-informasi yang terlalu banyaknya akan masuk dan terlalu mudah diakses ini akan mampu merubah kepribadian seseorang. Dalam kehidupan nyata dimasyarakat remajalah yang akan sangat mudah terpengaruh atas informasi yang masuk kepadanya. Alasannya klasik yakni karena remaja dianggap sebagai seseorang yang masih mencari jati dirinya. Bila informasi yang diterima berdampak positif hal ini tentu menjadi harapan dari penemuan dan pengembangan dari sebuah teknologi, namun bila sebaliknya akan sangat merugikan sekali akibatnya. Remaja akan kehilangan jati diri yang telah tertanam dari para leluhurnya. Bila setiap remaja seperti demikian maka sebuah generasi akan kehilangan jati diri bangsanya masing-masing. Walaupun perlu waktu yang panjang untuk melihat hal tersebut, namun dampak ini telah terlihat bahkan mulai dominan di dalam masyarakat.

3.4 Informasi dapat merubah nilai-nilai yang ada didalam masyarakat.

Sebuah nilai-nilai kehidupan masyarakat yang telah lama tertanam didalam sebuah masyarakat merupakan warisan turun-temurun dari para leluhurnya. Sebagai contoh masyarakat Indonesia sejak dahulu nenek moyangnya telah terkenal dengan budaya bangsa yang agak ketimur-timuran, Hal ini tercermin dari cara berpakaian yang tertutup dan rapi, tutur kata yang santun, ramah tamah, serta memiliki semangat untuk bergotong-royong.

Seiring berjalannya kemajuan teknologi dalam mengembangkan informasi yang mudah diakses dari banyaknya macam media, secara perlahan-lahan berbagai informasi yang begitu derasnya tak tertampung masuk kedalam masyarakat Indonesia, sehingga merubah paradigma berfikir dan menggeser nilai-nilai yang ada dengan tren atau kebiasaan orang diluar masyarakat Indonesia.

Nilai-nilai tadi berubah menjadi budaya yang biasa dibilang dengan budaya kebarat-baratan. Perlahan tapi pasti kebiasaan dan semangat-semangat yang dahulu mulai berubah. Dahulu seorang wanita akan malu bila berpakaian yang terlalu terbuka auratnya, serba ketat dan mini. Namun pandangan tersebut berubah, bila sekarang dengan sedikit ledekan atau cibiran seorang wanita akan malu bila ia terlihat mengenakan pakaian yang rapi, sopan dan serba tertutup.

Ini merupakan salah satu contoh dari sebuah indikator bagaimana informasi mampu menggeser serta merubah nilai-nilai yang telah lama tertanam di sebuah mayarakat. Tentunya ini merupakan dampak negatif. Mungkin salah satu solusinya adalah bagaimana masyarakat mampu untuk memilah-milah informasi-informasi yang mereka terima tanpa begitu saja.

Perlu diperhatikan kembali bahwa didalam sebuah masyarakat generasi mudalah yang sangat rentan terkena dampak negatif ini. Kebiasaan-kebiasaan yang dianggap “negatif” karena diluar nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat itu, bila telah terbiasa dilakukan semenjak dini akan menjadi sulit untuk dikembalikan lagi. Dan berdampak kepada generasi selanjutnya


di kutip dari N. A. Shinta Zone

dunia maya dan dunia sastra

Pernahkah Anda mengunjungi sebuah laman berisi sejumlah pengetahuan tentang jagad alam sastra, khusunya puisi dengan rangkaian diksi yang menawan hati kita untuk membacanya? Mungkin di antara kita pernah menemukan laman-laman yang saya maksud itu. Kemudian kita unduh bagian-bagian penting dari laman tersebut untuk keperluan hidup kita. Bagi mahasiswa jurusan Bahasa dan Sastra misalnya, tentulah untuk keperluan tugas-tugas kuliah dan penyusunan skirpsi atau hanya untuk memuaskan batin guna memperkaya jiwa mereka. Mungkin pula sebagian dari kita tidak pernah menemukan laman-laman tersebut. Bahkan, mungkin masih ada saudara-saudara kita yang sama sekali tidak mengenal internet atau dunia maya sehingga mereka tidak pernah pula mengunjungi satu laman pun. Hal terakhir tadi dapat kita maklumi karena teknologi internet belum merata di Indonesia. Bisa juga karena mereka enggan bergelut dalam dunia yang satu itu. Ya, mereka lebih suka membaca buku-buku karangan pakar-pakar ternama di bidang mereka masing-masing daripada menjelajah dunia lewat internet. Namun, saya yakin sebagian orang yang bergelut dalam dunia kata, terutama puisi pernah mendapatkan pencerahan dari laman yang berisi seperti yang saya sebutkan di atas.

Masih berkenaan dengan dunia maya dan dunia sastra, suatu ketika saya pernah berada di sebuah warung internet. Niat saya dari rumah adalah mengunjungi sebuah laman seseorang yang menurut cerita di masyarakat Kalimantan Selatan, seseorang itu telah sangat jatuh cinta dengan teknologi yang satu ini dan dunia kepenyairan. Jujur, saat itu saya penasaran seperti apa wujud laman tersebut. Setelah saya tekan tombol masuk, betapa terkejutnya saya melihat sebuah tampilan yang menggiurkan pandangan saya untuk tidak lepas darinya. Ya, sebuah laman cantik dan memesona telah ada di hadapan saya. Ini adalah salah satu tanda-tanda kebesaran-Nya. Laman ini berjudul Penyair Nusantara dengan desain grafis yang disusun rapi oleh pengelolanya. Setelah saya telusuri lebih jauh, ternyata masih ada tiga buah laman utama lagi milik seseorang yang notabene adalah seorang penyair kenamaan asal Kalimantan Selatan bernama Arsyad Indradi.

Di alam sastra Kalimantan Selatan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya, Arsyad Indradi dikenal sebagai ”penyair gila” karena kegilaannya dalam dunia sastra. Sebuah kegilaan yang menurut saya merupakan bentuk kepedulian seorang sastrawan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan sebagai usaha merekatkan hubungan antarsastrawan di tanah air. Sempat pada tahun 2005 ia menjual tanahnya hanya untuk membuat buku antologi penyair nusantara yang memuat 142 penyair dengan 426 puisi yang hasilnya ia bagikan gratis di seluruh nusantara. Lima belas juta rupiah habis untuk pembuatan buku tersebut. Bahkan, dia pulalah sendiri yang menyusun, membuat kover, hingga mengedarkan buku-buku tersebut. Lebih daripada itu, saya menangkap ada niat suci dalam diri penyair yang satu ini melalui dunia kepenyairannya, yakni untuk kemanusiaan dan keagungan Tuhan.
Adapun keempat laman utama milik lelaki kelahiran Barabai, Kalimantan Selatan tanggal 31 Desember 1949 ini adalah sebagai berikut.

Penyair Nusantara, merupakan salah satu judul laman dari sekian banyak laman yang ada di Indonesia yang beralamat di www.penyairnusantara.blogspot.com. Dengan anak judul Hidup Bukanlah Sewaktu Mati dan Mati Sewaktu Hidup, laman ini menjadi tampil lebih mantap dan menawan dari segi judul. Saat kita mulai memasuki laman ini, kita disapa oleh perancang sekaligus pemiliknya dengan kata-kata, yakni selamat datang, salam sastra, ucapan terima kasih atas kunjungan kita, dan selamat bergabung di laman ini. Jika kita memasuki lebih dalam lagi, nuansa kepenyairan dalam laman ini semakin terasa.

Isi yang paling menonjol dalam Penyair Nusantara: Hidup Bukanlah Sewaktu Mati dan Mati Sewaktu Hidup ini adalah biodata para penyair nusantara dan karya-karya mereka di sejumlah besar provinsi yang ada di Indonesia. Terdapat dua puluh sembilan provinsi dimuat dalam daftar menu penyair nusantara ini oleh Arsyad Indradi. Di setiap menu provinsi yang dimuat tersebut, kita dapat menemukan biodata para penyair dan karya-karya mereka di provinsi yang bersangkutan. Karena itu, silakan Anda masuki setiap menu tersebut. Hal ini dapat kita maklumi karena memang pada dasarnya Penyair Nusantara dibuat oleh Arsyad Indradi untuk menampung dan menampilkan biodata dan karya-karya para penyair se-Indonesia dalam bentuk pendokumentasian dan juga sebagai ajang untuk merekatkan tali-temali persaudaraan penyair se-Nusantara.

Tentunya ajang tersebut bukan hanya khusus untuk kalangan penyair, tetapi juga untuk siapa saja yang berminat terhadap dunia kepenyairan. Dengan demikian, Penyair Nusantara juga dapat merekatkan tali-temali persaudaraan seluruh masyarakat nusantara dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dengan mengunjungi Penyair Nusantara, kita dengan mudah mengetahui nama-nama penyair di Indonesia dan karya-karya mereka. Hal ini tentulah sangat membantu para peneliti, pelajar, mahasiswa, penggiat sastra, dan para penikmat sastra. Selain itu, dalam Penyair Nusantara kita juga dapat melihat foto-foto kegiatan sastra dan gambar sampul depan buku-buku antologi sastra. Foto-foto itu seperti foto-foto beberapa penyair nasional dalam Seminar Sastra Internasional di TIM Jakarta 14—19 Juli 2007, saat berlangsungnya Aruh Sastra IV di Amuntai 14—16 Desember 2007, dan saat Acara Kongres KSI 1 Di Kudus 19 - 21 Januari 2008. Beberapa gambar sampul depan buku antologi sastra itu, yakni Antologi Penyair Nusantara: 142 Penyair Menuju Bulan, antologi puisi Narasi Musafir Gila, antologi puisi Nyanyian Seribu Burung, antologi puisi Romansa Setangkai Bunga, dan antologi puisi Bahasa Banjar KALALATU.

Penyair Kalimantan Selatan, merupakan sebuah laman tersendiri di luar laman Penyair Nusantara yang memuat biodata lengkap para penyair di setiap kabupaten dan kotamadya di Kalimantan Selatan beserta karya-karya mereka. Kita dapat menemukan laman ini di alamat www.penyair-kalsel.blogspot.com. Jika Anda menginginkan pengetahuan berkenaan dengan data-data sastrawan Kalimantan Selatan dan karya-karya mereka, buka saja laman yang satu ini. Selain itu, dalam laman ini juga memuat hal-hal tentang papandiran (obrolan bahasa Banjar), balalah (Berjalan), ramak rampu ( beragam,aneka), album antologi puisi bahasa Banjar Kalalatu, album 142 Penyair Menuju Bulan, album antologi puisi Musafir Gila, album antologi puisi Nyanyian Seribu Burung, album puisi-puisi cinta Romansa Setangkai Bunga, berita-berita, esai-artikel, dan foto kegiatan sastra.

Sastra Banjar, merupakan laman tersendiri di luar dua laman di atas yang memuat sastra daerah Banjar. Laman Sastra Banjar antara lain memuat sastra Banjar dalam esai, kamus bahasa Banjar kuala, mantra Banjar, polemik sastra Banjar, aruh sastra, sastra daerah Banjar, khazanah makna bahasa Banjar, dan tata bahasa Banjar.

Arsyad Indradi, laman yang satu ini merupakan laman yang menyagkut hal ikhwal tentang Arsyad Indradi dan karya-karyanya. Daftar Muatan Isi Arsyad Indradi antara lain adalah biodata Arsyad Indradi, antologi puisi Anggur Duka, antologi puisi Nyanyian Seribu Burung, antologi puisi Narasi Musafir Gila, antologi puisi Romansa Setangkai Bunga, dan antologi puisi Kalalatu.

Apa yang dapat kita tangkap dari keempat laman utama penyair gila ini? Ada dua hal yang paling menonjol, yakni memanfaatkan laman untuk kemajuan dunia sastra di Kalsel dan menunjukkan bahwa puisi bukanlah hasil dari kegiatan melamun atau menghayal yang sia-sia belaka.

Arsyad Indradi benar-benar berhasil memanfaatkan laman di dunia maya dalam memublikasikan pengetahuan sastra, khususnya puisi kepada masyarakat luas. Dengan laman-laman tersebut, Arsyad Indradi bukan hanya bersastra dalam lingkup Kalimantan Selatan, tetapi ke seluruh penjuru kota dan desa di dunia. Pemublikasian seperti itu akan dapat memajukan dunia sastra di Kalimantan Selatan dan Indonesia pada umumnya. Mengapa demikian? Karena dengan pemublikasian tersebut, masyarakat di Kalimantan Selatan dan provinsi lain akan mendapatkan pengetahuan sastra sehingga mereka mampu mengapresiasi, menilai, bahkan membuat puisi sendiri. Selain itu, dengan pemublikasian tersebut, orang-orang dari luar negara kita akan mengetahui keberadaan dan mutu sastra di negara ini.

Laman penyair gila yang secara garis besar berjumlah empat buah ini, masing-masingnya merupakan laman induk. Masing-masing laman induk tersebut memiliki sublaman yang jumlahnya tidaklah sedikit. Dalam laman Penyair Nusantara memiliki sublaman bejumlah 31 buah, laman Penyair Kalimantan Selatan memiliki sublaman sebanyak 24 buah, laman Sastra Banjar memiliki sublaman sebanyak 16 buah, dan 10 buah sublaman dari laman Arsyad Indradi. Jika kita jumlahkan semuanya laman tersebut, jumlahnya menjadi 85 buah laman. Jumlah ini membuktikan bahwa Arsyad Indradi tidak sedang bermain-main dalam sastra, melainkan sangat serius dalam hal itu sehingga ia harus menggunakan banyak laman. Dalam hal ini, ia sungguh-sungguh ingin menyampaikan sebuah kenyataan bahwa penyair bukanlah seorang pelamun atau penghayal. Ia ingin menyadarkan masyarakat luas bahwa penyair adalah insan-insan yang jujur menyuarakan jiwa mereka untuk kemanusiaan dan keagungan Tuhan. Oleh karena itulah, puisi bukan semata goresan pena biasa. Puisi pantas dibaca, diapresiasi, diperbincangkan di bangku-bangku kuliah, dianalisis, hingga dilestarikan dalam bentuk perbuatannya di alam perkembangan jagad sastra mana pun. Keberadaan laman-laman Arsyad Indradi tersebut, pada kenyataannya telah meramaikan alam sastra di Kalimantan Selatan dan Indonesia pada umumnya dalam perkembangan sastra mutakhir saat ini.

Menutup tulisan yang teramat singkat dan sederhana ini, marilah kita pandang puisi dan genre sastra lainnya sebagai sesuatu yang berharga dalam hidup kita. Janganlah kita memandang karya sastra termasuk puisi dengan sebelah mata karena dengan sebelah mata saja, kita tidak akan dapat menggapai makna puisi terdalam yang dikandung oleh kata-kata yang indah dan memesona. Marilah pula kita manfaatkan fasilitas internet, khususnya laman untuk memajukan kehidupan sastra di Kalimantan Selatan dan Indonesia. Bagaimana menurut Anda?

*) Dimuat dalam Buku Kumpulan Esai “Risalah Penyair Gila”

PENDEKATAN KARYA SASTRA


PENDEKATAN KARYA SASTRA

(Pendekatan ekspresif dan pendekatan objektif)


SECARA umum, Abrams (dalam Teeuw, 1984:50) mengemukakan empat pendekatan dalam melihat karya sastra. Pendekatannya antara lain adalah pendekatan Mimetik, pendekatan Pragmatik, pendekatan Ekspresif dan pendekatan Objektif. Di paragraph berikutnya saya menjelaskan sebagian pendekatan yaitu pendekatan Ekspresif dan pendekatan Objektif.

  1. Pendekatan Ekspresif

Penekanan aspek ekspresif karya sastra telah lama dimulai. Pada masa Yunani dan Romawi penonjolan aspek ekspresif karya sastra telah dimulai seorang ahli sastra Yunani Kuno, Dionysius Casius Longius, dalam bukunya On the Sublime (Mana Sikana, dalam Atmazaki, 1990: 32-33). Pendekatan Ekspresif sendiri itu adalah pendekatan yang keluar dari dalam diri pengarang dengan cara menuliskannya, menuangkan, mengeluarkan ekspresi dan perasaan pengarang denngan paparan-paparan kata-kata untuk menjelaskan apa yang di rasakan oleh pengarang. Dan itu juga bisa terjadi oleh diri pengarang pada saat yang tak terduga misalkan dengan spontanitas pengarang menuliskannya. Pendekatan ekspresif ini juga banyak di gunakan dalam menilai atau pertimbangan pengarang dalam berkarya seperti apa yang di katakan oleh Atmazaki dan ia juga mengatakan betapa pentingnya aspek ekpresif dalam berkarya. Atau lebihh singkatnya lagi pendekatan ekpresif adalah pendekatan yang menganggap karya sastra adalah mencerminkan keinginan pengarang.



B. Pendekatan obyektif

Mengapa kita harus mempelajari pendekatan Objektif? Karena dengan pendekatan objektif kita bisa kita bisa memahami dan mempelajari pendekatan objektif. Jadi jika seseorang jika ingin mempelajari karya sastra sebaiknya mengenal berbagai macam teori. Salah satunya adalah pendekatan objektif. Pendekatan obyektif adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra. Dengan pendekatan obyektif ini penelaah melihat karya sastra sebagai hasil yang telah di buat oleh manusia sendiri. Dan teori objektif juga memandang karya sastra yang dapat melepaskan diri dari siapa pengarangnya dan budaya lingkungan pengarang. Dalam teori ini karya sastra dipandang sebagai objek yang mandiri. Dalam teori ini juga terjalin antara konsep-konsep kebahasaan atau linguistik dengan pengkajian karya sastra itu sendiri. Pendekatan objektif ini juga dikenal dengan sebutan pendekatan struktural.

Ciri-ciri yang terdapat dalam teori objektif adalah:

  1. Teori objektif memandang karya sastra sebagai sesuatu yang berdiri sendiri.

  2. Menghubungkan konsep-konsep kebahasaan (linguistik) dalam mengkaji suatu karya sastra.

  3. Untuk mengetahui keseluruhan makna dalam karya sastra, maka unsur-unsur pembentuknya harus dihubungkan satu sama lain. Dan masih banyak yang lainnya.